Saya
jadi teringat sebuah kalimat yang tidak sengaja saya baca pada salah satu
sosial media. Begini kurang lebih intinya : " Sebaik apapun varietas
suatu tanaman jika tidak diimbangi dengan perawatan yang memadai hasilnya bisa
jadi mengecewakan".
Hemmm
sangat setuju sekali dengan statment diatas, tidak saja harus dengan perawatan
yang memadai, tapi juga perlu Lokasi penanaman yang sesuai ataupun cocok dengan
tanaman tersebut.
He
he he sedikit ngelantur, tapi itulah yang terlintas di pikiran saya saat
menatap sosok pohon kelapa pandan wangi di belakang rumah di seputaran Tlogomas
Malang.
Mendengar
akan kelebihan jenis Kelapa Pandan Wangi, di awal tahun 2012 lalu saya
boyonglah bibit kelapa asal Negri Gajah Putih tersebut 3 batang ke Tlogomas
Malang. Bibit tidak serta merta saya tanam di tanah, alias saya pelihara
dulu di planterbag. Singkat kata, karena keterbatasan lahan, 1 bibit
masuk ke lubang tanah beberapa bulan kemudian. Sedangkan 2 bibit lain
karena ada teman yang "naksir" sehingga saya lepaskan dari area
Tlogomas. Praktis di Bulan Maret 2012 bibit resmi masuk ke lubang tanah.
Kebetulan
sekali, beberapa meter dari lokasi penanaman Si Pandan Wangi tersebut
ditanamlah kelapa gading kuning jenis lokal, dan waktunya pun hampir tidak lama
terpaut. Beberapa waktu pertumbuhan kedua kelapa tersebut mulai nampak,
semakin tinggi dan daun semakin banyak dengan tajuk juga mulai melebar,
Waktu
pun terus berlalu dan pertumbuhan PW (Pandan Wangi) mulai menampakan batang
utamanya. Batang utama (Jawa=Glugu) pada PW ini setahu saya tidak
tinggi-tinggi amat, namun sudah di gelayuti dompolan buah berwarna hijau.
Begitulah deskripsi sosok PW yang biasa saya lihat di majalah maupun
gambar-gambar di internet. Namun yang terjadi pada pertumbuhan PW di
Tlogomas jauh berbeda dengan deskripsi diatas. Dengan tinggi batang utama
(glugu) yang sudah lebih dari 80 cm si PW masih belum memperlihatkan tanda2
calon bunga. Sementara di sebelahnya si Lokal gading kuning sudah mulai
memamerkan pentil buahnya. Hemmm ada apa gerangan.... Ini nanti yang
akan saya sampaikan agar rekan-rekan tidak salah langkah seperti saya.... sabar
nggih,...
Hati
sangat gembira kala itu (akhir 2014) melihat kuncup manggar (Jawa = bunga
kelapa) mulai muncul pada sosok si pandan wangi. Hari berganti hari,
minggu berganti minggu. Dan semakin senang rasanya melihat sosok bunga
kelapa yang mulai tumbuh di berbagai ketiak pelepah kelapa, alias saling susul
menyusul. Hingga di Januari 2015 terlihat salah satu manggar (bunga
kelapa) menampakkan dirinya.
Sayang,
tingkat keberhasilan jadi buah relatif kecil, alias hampir semua bakan buah
rontok sebelum beranjak besar. Kecewa.... Pasti !! Ada apa
gerangan... kita tunggu kesimpulannya nanti he he he ...
Akhirnya
penantian penuh kekecewaan pun tiba di September 2015 lalu, Walau hanya
sebutir di pohon yang jadi buah, panen sendiri PW dari tanaman sendiri pun
terjadi. Tanpa membuang kesempatan saya petik satu-satunya buah PW yang
ada, saya pecah dan Tra ta........!!!!
Sayang
sekali buah masih terlalu muda, daging buah masih belum terbentuk, meski harum
wangi pandan sudah tercium dari sepet (kulit buah yg di pecah) maupun dari
aroma air nya.
Seperti
tradisi di Kebun Tlogomas, setiap panen perdana, pasti di icip ramai-ramai
keluarga besar untuk memngumpulkan masing-masing pendapat. Sebagai
pembanding sebutir kelapa lokal kuning yang saya sebutkan diatas juga ikut saya
pecah. Kesimpulan testimoni dari beberapa keluarga yang mencicipi : aroma
wangi pandan sudah keluar walaupun masih tipis, air masih lebih manis dan lebih
wangi dari lokal dan yang lebih penting panennya terlalu cepat he he he.....
Berkaca
dari pengalaman diatas, maka perhatian terhadap si PW ini akhirnya saya
lebihkan.
Pemberian
pupuk intensif, penyemprotan hormon serta penjarangan dahan tanaman sekitar
yang menutupi PW dan lain-lain saya lakukan.
Pandangan
saya selama ini salah ternyata. Yang namanya kelapa dibiarkan saja pasti
bisa buah sendiri, termasuk di sebelah PW ini, kelapa gading lokal kuning
tumbuh subur dan berbuah lebat meskipun tanpa pemupukan dan perlakuan khusus.
Ternyata si PW tidak bisa diperlakukan seperti kerabat kuning lokal yang
tumbuh beberapa meter di sebelahnya.
Dan
Alhamdulillah beberapa minggu kemudian bakal buah setidaknya lebih banyak yang
jadi (tidak rontok). Dan puncaknya di Bulan Maret 2016 kemarin saya
berhasil melakukan panen ke-2. Kali ini buah agak tua dikit dari panen
pertama, dan hasilnya..... hemmmm tidak jauh dari ekspektasi selama ini.
Wangi harum pandan, air manis mendominasi pada buah panen ke-2 ini.
Tidak sia-sia penantian selama beberapa tahun ini.
Paling
tidak rasanya tidak jauh berbeda saat saya mencicipi kelapa pandan wangi di
negri asalnya, Thailand, maupun saat saya mencicipi PW hasil panenan sendiri
teman di seputaran Jawa Timur,
Bagi
rekan-rekan yang mau menanam kelapa PW ini, tanpa bermaksud menggurui, berikut
sedikit tips dari saya :
- Pilih Bibit yang
asli, beli dari sumber yang terpercaya, supaya kita tidak kecewa dalam
penantian yang sekian lama.
- Ini yang
penting, tanam bibit PW di lokasi yang paparan sinar mataharinya Full,
jangan ditempat yang ternaungi ataupun di sebelah tanaman besar atau
gedung / bangunan tinggi. Ini yang terjadi pada kasus saya, tempat
penanaman PW di Tlogomas kurang mendapat paparan sinar matahari penuh
(hanya beberapa jam), Oleh karena disekitanya ada pohon dan bangunan
tinggi yang menutupi sinar matahari.
- Lakukan
pemupukan secara berkala, NPK misalnya, dan bersihak pelepah yang kering
jika ada, serta jaga kebesihan rumput dan tanaman liar di sekitar batang
utama.
- Jika Anda ingin
mencoba, seperti yang sudah saya lakukan untuk tanaman PW yang baru hadiah
dari seorang sahabat, tanam bibit PW beberapa meter dari genangan air.
Bisa kolam ataupun genangan air semacam parit. Intinya akar PW
terpasung dan tidak menyebar kemana-mana akibat kepungan air maupun beton.
Setidaknya ini lah salah satu yang saya lihat di negri Gajah Putih,
tanaman terletak di pinggi parit yang kanan kirinya ada genangan air, dan
tumbuhnya luar biasa. untuk hal terakhir ini saya lagi mengamati
pertumbuhannya di Kebun Tlogomas
umber
: ayoberkebun-hervin.blogspot.co.id
Sumber foto : kebunbibitbuah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar